Assallamualaikum wr.wb..... :)
sekarang hari selasa dan hari ini saya baru saja menggunakan sosial media EDMODO. ternyata bikin cara nya gampang" susah dan ini adalah sosial media yang sangat efektif buat para semua mahasiswa dan semua dosen. karena di edmodo ini aplikasinya bisa memberikan materi ataupun quiz untuk mahasiswa semua..
untuk yang belum menggunakan edmodo, ayo gunakan edmodo ....
karena ini adalah sosial media yang bisa digunakan sambil belajar dan bermain loh... :)
Selasa, 28 April 2015
Rabu, 15 April 2015
PENGGOLONGAN OBAT
A.
Pengertian golongan obat
Golongan obat adalah penggolongan
yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib
apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
Obat
Bebas dan Bebas Terbatas dipasarkan tanpa resep dokter atau dikenal dengan nama OTC (Over The Counter)
dimaksudkan untuk menangani penyakit-penyakit simptomatis
ringan yang banyak diderita masyarakat luas yang penanganannya dapat dilakukan sendiri oleh penderita.
Praktik seperti ini dikenal dengan nama self medication (penanganan sendiri).
Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat sedikit saat obat diperlukan, jenis zat aktif pada obat golongan ini relatif aman sehingga pemakainnya tidak memerlukan pengawasan tenaga medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu, sebaiknya golongan obat ini tetap dibeli bersama kemasannya. Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Yang termasuk golongan obat ini yaitu obat analgetik/pain killer (parasetamol), vitamin dan mineral. Ada juga obat-obat herbal tidak masuk dalam golongan ini, namun dikelompokkan sendiri dalam obat tradisional
2. Obat Bebas
Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang
sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas
tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi
berwarna hitam. Seharusnya
obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat berizin (dipegang seorang asisten apoteker) serta apotek (yang
hanya boleh beroperasi jika ada apoteker, no
pharmacist no service), karena diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat membeli obat
bebas terbatas. Contoh
obat golongan ini adalah: pain relief, obat batuk, obat pilek dan krim
antiseptik.
3. Obat Keras
Golongan
obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan ditandai dengan tanda
lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya.
Yang termasuk golongan ini adalah beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk didalamnya
narkotika dan psikotropika tergolong obat keras.
Obat psikotropika
adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contoh
: Diazepam, Phenobarbital
Obat narkotika adalah obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh
: Morfin, Petidin
Selasa, 07 April 2015
Pre eklampsia dan Eklampsia
Definisi pre eklamsia dan eklampsia
Tanda dan gejala preeklamsi
Pre-eklamsia didefinisikan sebagai
gangguan yang terjadi pada paruh kedua kehamilan dan mengalami regresi setelah
pelahiran, ditandai dengan kemunculan sedikitnya dua dari tiga tanda utama
yaitu hipertensi, edema dan proteinuria. Sebagian besar definisi saat ini
menyertakan edema karena pengajian edema bersifat subjektif dan dirasa tidak
memiliki nilai diasnotik atau pronostik (North et al., 1999; Higgins dan de
Swiet, 2001) walaupun Higgins dan de Swiet (2001) menyatakan bahwa perkembangan
cepat edema berat harus selalu diperiksa karena dapat menandakan perkembangan
pre-eklamsia atau kondisi patologis lain, seperti penyakit jantung atau ginjal.
Pre-eklamsia umumnya dianggap
sebagai satu sindrom (sekelompok tanda dan gejala yang dapat dikenali sebagai
satu kesatuan), bukan satu penyakit
(yang dapat didiagnosis melalui melalui satu pemeriksaan spesifik yang
menunjukan faktor penyebab tertentu)
(Redman , 1994; Robson 2002).
Semakin diketahui bahwa ganguan ini
lebih dari sekedar hipertensi dan proteinuria. Terdapat keterlibatan milti
organ dan sistem akibat disfungsi sel endotelmaternal, tang tampak sebai bagian
dari respons radang intravaskular maternal yang lebih menyeluruh (Robson, 2002)
yang berkaitan dengan vasospasme dan kurang perfusi (Robert dan Cooper, 2001).
Diagnosa dini tidak selalu mudah
dilakukan karena presentasi dan progesi dapat sangat bervariasi biasanya,
hipertensi terjadi sebelum proteinuria. Akan tetapi, beberapa wanita dapat
mengalami manifestasi hipertensi parah tanpa mengalami proteinuria (Higgins dan
de swiet, 2001), sedangkan wanita lain dapat mengalami proteinuria sebelum
terjadi peningkatan nyata tekanan darah (Redman, 1994).
Eklamsia merupkan kejadian konvunsi
selama kehamilan atau dalam sepuluh hari kelahiran yang berkaitan dengan
preeklamsia (robson,2002) atau konvulsi pada semua wanita yang pernah atau saat
ini mengalami hipertensi pada kehamilan (walker, 2000).
Tanda dan gejala preeklamsi
- odema pada wajah, tungkai, tangan (cincin kawin yg menjadi ketat) kaki: penambahan berat badan yang mendadak.
- odema pada wajah, tungkai, tangan (cincin kawin yg menjadi ketat) kaki: penambahan berat badan yang mendadak.
- proteinuria. Partikel-partikel protein yang padat ditemukandalam urin sesudah di didihkan, sebagai akibat dari kerusakan sebenernya pada ginjal, proteinuria merupakan tanda bahwa peristiwa preeklamsi tersebut serius(Helen. 2001).
Tanda dan gejala eklampsia
Peningkatan mendadak intensitas
pre-eklampsia dan timbulnya sejumlah gejala, gejala mengantuk yang bertambah,
mata yang berputar-putar, kedutan, pernapasan tidak teratur. Serangan kejang
ini mempunyai lama intensitas dan frekuensi yang bervariasi. Jika kejangnya
berat, pasien dapat mengalami kegagalan jantung serta edema paru dan masuk
kedalam kondisi yang kritis. Komplikasi lainnya adalah edema serebral, serangan
serebrovaskular (stroke), pelepasan sebagian plasenta dan koagulasi
intravaskular diseminata. Gangguan oksigenasi pada janin dapat menyebabkan
kematian janin.
Komplikasi eklampsia
1. edema paru
2. kebutaan
3. kematian
Penanganan
Jika terjadi syok
tindakan yang harus segera yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
- Cari dan hentikan segera penyebab perdarahan
- Bersihkan saluran napas dan beri oksigen atau pasang selang endotrakheal.
- Naikan kaki ke atas untuk meningkatkan aliran darah ke sirkulasi sentral.
- Pasang 2 set infuse atau lebih untuk transfuse cairan dan obat-obat I.V bagi pasien yang syok. Jika sulit mencari vena lakukan atau pasang kanul intrafemoral.
- Kembalikan volume darah.
- terapi obat-obatan.
Senin, 06 April 2015
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK DAN BAYI
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
Menurunkan angka
kematian anak kita semua ingin menikmati usia panjang dan hidup sehat.
Kenyataannya, sekarang kita memang hidup lebih lama. Antara 1970 dan 2005, usia
harapan hidup di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15 tahun. Anak-anak
yang lahir di Indonesia saat ini dapat mengharapkan hidup hingga usia 68 tahun.
Anda dapat memilih usia harapan hidup sebagai satu indikator kesehatan.
Namun ada satu ukuran lainnya yang sangat penting, yaitu jumlah anakanak yang meninggal.
Anak-anak, terutama bayi, lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang
tidak sehat. Itulah sebabnya tujuan keempat MDGs adalah mengurangi jumlah
kematian anak.
Apa
bedanya anak dengan bayi?
Bayi
adalah anak berusia di bawah satu tahun. Ketika melihat pada angka kematian
anak, kita biasanya merujuk pada anak dibawah usia lima tahun (balita). Ini
merupakan pembedaan yang bermanfaat, seperti yang bisa dilihat pada gambar 4.1. gambar tersebut menunjukan proporsi anak
yang meninggal baik ketika masih bayi ataupun sebelum mencapai usia lima tahun.
Jelas bahwa kita mencapai kemajuan karena proporsi balita yang meninggal kurang
dari separuh angka tahun 1990. Pada tahun 2007, angkanya sekitar 44 per 1.000
kelahiran hidup. MDGs menargetkan pengurangan angka tahun 1990 menjadi dua
pertiganya. Artinya kita harus menurunkan 97 kematian menjadi 32.
Sepertinya kita hampir mencapai target. Ya, dan dengan
kecenderungan laju yang ada, kita bahkan
bisa mencapainya pada 2010. Namun anda
juga harus melihat pada angka kematian bayi. Laju kematian bayi juga menurun,
namun lebih lambat dibandingkan penurunan kematian balita. Dengan demikian
proporsi kematian yang lebih besar terjadi pada bulan-bulan pertama setelah
dilahirkan. Pada tahun 1990, 70% kematian terjadi pada bayi, namun pada 2005
proporsinya meningkat hingga 77%.
Paling tidak, lebih banyak anak-anak kita yang tetap
hidup. Ya. Itu karena berbagai alasan. Salah satu yang paling penting adalah
berkurangnya tingkat kemiskinan. Artinya, anak-anak tumbuh berkembang di
lingkungan yang lebih sejahtera dan sehat. Semakin sejahtera anda, semakin
mungkin anak-anak anda bertahan hidup. Karena itu, tidak mengejutkan bahwa
angka kematian juga lebih tinggi di propinsi-propinsi termiskin.
Jadi kita kembali ke kemiskinan lagi? Tidak
sepenuhnya karena ada satu pengaruh besar lain yaitu layanan kesehatan,
khususnya program imunisasi. Saat ini kita memang memberikan imunisasi untuk
hampir semua anak-anak di republik ini. Namun, belum untuk semuanya. Pada 2007,
anak-anak yang menerima imunisasi difteri, batuk rejan dan tipus adalah 84.4%
12, meskipun hanya separuh dari mereka yang menerima imunisasi lengkap. Selain
itu 82% anak-anak menerima imunisasi Tubercolosis (TBC), dan 80% imunisasi hepatitis. Namun ini harus
menjadi satu proses berkesinambungan. Hal yang mencemaskan
adalah
turunnya angka imunisasi terhadap polio dan campak Jerman (rubella), yaitu dari
sekitar 74% beberapa tahun lalu menjadi 70%. Campak juga menjadi kekhawatiran karena angka
imunisasi hanya 72% untuk bayi dan 82% untuk anak hingga 23 bulan, sementara
target pemerintah adalah 90%. Diperkirakan 30.000 anak meninggal setiap tahun
karena komplikasi campak13 dan baru-baru ini ada beberapa KLB (kejadian luar
biasa) polio
dimana
303 anak menjadi lumpuh.
Langganan:
Postingan (Atom)